Tuesday 7 May 2013

Proses Pengolahan Limbah Cair


Proses Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah bertujuan mempercepat proses alami pada suatu unit pengolah limbah sehingga kondisi dapat terkontrol. Proses ini  brfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan polutan dalam limbah. Sesuai dengan karakteristiknya, pengolahan limbah dapat diklasifikasikan sebagai pengolahan secara fisik, kimia dan biologi, sedangkan unit pengolahannya juga dikelompokan sebagai unit pengolahan fisika, kimia dan biologi. Pada umumnya limbah mempunyai karakteristik yang merupakan gabungan antara ketiga karakteristik tersebut, sehingga pengolahannya juga melibatkan gabungan antara cara-cara pengolahan fisika, kimia dan biologi.
Ditinjau dari tingkatannya, pengolahan limbah dapat dikelompokan menjadi primer, sekunder dan tersier. Pengolahan primer (Primary Treatment) ditujukan untuk menghilangkan bahan – bahan yang tampak, yang umumnya termasuk karakteristik fisika. Tahap ini juga diperlukan   sebagai tahap persiapan untuk menuju pada pengolahan tahap berikutnya. Unit pengolah limbah secara fisika, misalnya screaning, grift, removal, sedimentasi, pemisah minyak/lemak.
Pengolahan sekunder (Secondary treatment) pada umumnya ditujukan untuk menghilangkan bahan – bahan organik terlarut. Unit pengolah limbah yang dipakai pada tahap ini adalah yang berdasarkan  proses biologi, misalnya kolam lumpur aktif (Activated sludge), trickling filter, kolam oksidasi (Oxidation pond).
Pengolahan tersier (Tertiary / Advanced Treatment) ditujukan untuk menghilangkan bahan yang sifatnya spesifik untuk limbah tertentu. Unit pengolah yang dipakai pada tahap ini bekerja secara fisika, kimia, dan biologi, misalnya ion exchange, desinfeksi (klorinasi) reverse osmosis, dan nitrifikasi.
Pada kenyataannya pengolahan limbah tidak selalu melibatkan ketiga tahapan proses tersebut, keadaan mana akan tergantung pada beberapa hal seperti karakteristik limbah, sifat akhir kualitas effluent (sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan), sistem pembuangan akhir (tanah, sungai dan lain – lain), pemanfaatan kembali.


Beberapa unit fisika dan fungsinya dalam pengolahan limbah yang biasa dipergunakan, dapat dilihat sebagai berikut :
1ScreeningMemisahkan kotoran / padatan dengan ukuran besar
2CommunicationPemecahan padatan berukuran besar untuk mendapatkan ukuran yang uniform.

3EkualisasiEkualisasi aliran dan beban BOD
4PencampuranPencampuran bahan – bahan kimia dan gas – gas dengan limbah, mempertahankan padatan selalu dalam bentuk suspensi.
5FlokulasiPembentukan gumpalan padatan (dengan menambahkan bahan kimia ) sehingga padatan mudah dipisahkan
6SedimentasiPemisahan padatan yang dapat terendapkan dan memperketat sludge
7FlotasiPemisahan padatan yang berukuran sangat kecil dan memperketat biological sludge
8FiltrasiPemisahan padatan yang berukuran kecil setelah proses biologi atau kimia
9MicroscreeningSama seperti filtrasi, untuk bahan yang ukurannya lebih kecil.
(Sumber : Syamsiah.S, 1995)


Kegiatan di atas dalam prakteknya tidak semua dipergunakan karena disesuaikan dengan kebutuhannya. Secara garis besar, kerja alat dapat dijelaskan sebagai berikut.
  1. Screening – Dapat berupa paraller bars, wire mesh atau perforated plates. Lubang dapat berbentuk bundar atau persegi dengan ukuran yang bervariasi. Screening dapat dioperasikan secara manual maupun mekanis.
  2. Ekualisasi.-Digunakan untuk menghindari terjadinya masalah – masalah operasi pada downstream karena adanya variasi / fluktuasi aliran. Hal ini pada umumnya dilakukan dengan menampung limbah dalam suatu bak ekualisasi sebelum dimasukan ke unit pengolah limbah selanjutnya.
  3. Sedimentasi – Adalah pemisahan partikel-partikel yang lebih berat dari air, dengan prinsip gravitasi. Sedimentasi merupakan satu unit yang banyak dipakai pada pengolahan limbah cair. Tujuan utama dari penggunaan unit ini adalah untuk menghasilkan cairan clarified dan juga mendapatkan konsentrasi padatan yang mudah dikelola.
  4. Flotasi – Digunakan untuk memisahkan partikel padatan /cairan dari fase cairan. Pemisahan dilakukan dengan cara mengalirkan gas (udara) ke dalam cairan. Gelembung – gelembung gas akan berikatan dengan partikel yang ingin dipisahkan sehingga naik ke  permukaan cairan. Partikel  yang terkumpul dalam dipermukaan kemudian dapat dengan mudah dipisahkan. Prinsip ini dapat dipakai  untuk partikel yang mempunyai densitas lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada densitas air.
  5. Bak Septik – Pada dasarnya kerja bak septik sama dengan prinsip kerja   sedimentasi. Perbedaannya adalah bahwa pada bak septik, selain proses  fisika terjadi juga proses biologi secara an-aerob.

1 comment: