- Catatan Thermodinamika
- Bersama Ibuk Hasnah Ulia ST.MT.
- Hukum ini diterapkan pada gas, khususnya gas idealPV = n R TP . DV + -V . DP = n R DT
- Energi
adalah kekal, jika diperhitungkan semua bentuk energi yang timbul.
- Usaha
tidak diperoleh jika tidak diberi energi dari luar.
- Dalam suatu sistem berlaku persamaan termodinamika I:DQ = DU+ DWDQ = kalor yang diserapDU = perubanan energi dalamDW = usaha (kerja) luar yang dilakukan
DARI PERSAMAAN TERMODINAMIKA I DAPAT DIJABARKAN:
- Pada proses isobarik (tekanan tetap) ® DP = 0; sehingga,DW = P . DV = P (V2 - V1) ® P. DV = n .R DT
DQ
= n . Cp . DT
|
®
maka Cp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan tetap)
|
DU-=
3/2 n . R . DT
|
- Pada proses isokhorik (Volume tetap) ® DV =O; sehingga,DW = 0 ® DQ = DU
DQ
= n . Cv . DT
|
®
maka Cv = 3/2 R (kalor jenis pada volume tetap)
|
AU
= 3/2 n . R .
DT
|
- Pada proses isotermik (temperatur tetap): ® DT = 0 ;sehingga,DU = 0 ® DQ = DW = nRT ln (V2/V1)
- Pada proses adiabatik (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dengan sekelilingnya) ® DQ = 0 Berlaku hubungan::PVg = konstan ® g = Cp/Cv ,disebut konstanta Laplace
- Cara
lain untuk menghitung usaha adalah menghitung luas daerah di bawah garis
proses.
- Usaha pada proses a ® b adalah luas abb*a*aPerhatikan perbedaan grafik isotermik dan adiabatik ® penurunan adiabatik lebih curam dan mengikuti persamaan PVg= C.Jadi:1. jika DP > DV, maka grafik adiabatik.2. jika DP = DV, maka grafik isotermik.
Catatan:
- Jika
sistem menerima panas, maka sistem akan melakukan kerja dan energi akan
naik. Sehingga DQ, DW ®
(+).
- Jika
sistem menerima kerja, maka sistem akan mengeluarkan panas dan energi
dalam akan turun. Sehingga DQ, DW
®
(-).
- Untuk gas monoatomik (He, Ne, dll), energi dalam (U) gas adalahU = Ek = 3/2 nRT ® g = 1,67
- Untuk
gas diatomik (H2, N2, dll), energi dalam (U) gas
adalah
Suhu rendah
(T £ 100ºK) |
U
=
Ek
= 3/2 nRT
|
®
g
= 1,67
|
®
Cp-CV=R
|
Suhu sedang
|
U
= Ek =5/2 nRT
|
®
g
= 1,67
|
|
Suhu tinggi
(T > 5000ºK) |
U
=
Ek
= 7/2 nRT
|
®
g
= 1,67
|
Usaha luar dilakukan oleh sistem,
jika kalor ditambahkan (dipanaskan) atau kalor dikurangi (didinginkan) terhadap
sistem. Jika kalor diterapkan kepada gas yang menyebabkan perubahan volume gas,
usaha luar akan dilakukan oleh gas tersebut. Usaha yang dilakukan oleh gas
ketika volume berubah dari volume awal V1 menjadi volume
akhir V2 pada tekanan p konstan dinyatakan sebagai
hasil kali tekanan dengan perubahan volumenya.
W
= p∆V= p(V2 – V1)
Secara umum, usaha dapat dinyatakan
sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai
Tekanan dan volume dapat diplot dalam grafik p – V.
jika perubahan tekanan dan volume gas dinyatakan dalam bentuk grafik p –
V, usaha yang dilakukan gas merupakan luas daerah di bawah grafik p
– V. hal ini sesuai dengan operasi integral yang ekuivalen dengan luas
daerah di bawah grafik.
Gas dikatakan melakukan usaha apabila volume gas bertambah
besar (atau mengembang) dan V2 > V1.
sebaliknya, gas dikatakan menerima usaha (atau usaha dilakukan terhadap gas) apabila
volume gas mengecil atau V2 < V1 dan
usaha gas bernilai negatif.
Energi
Dalam
Suatu gas yang berada dalam suhu
tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan
suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas
tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang
tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau
secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas
terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam keadaan gerak yang acak.
Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel
yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi,
energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan
potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas
tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding dengan suhu
mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan perubahan
energi dalam gas. Secara matematis, perubahan energi dalam gas dinyatakan
sebagai
Dimana ∆U adalah perubahan
energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta
umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T
adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
Hukum I
Termodinamika
Jika kalor diberikan kepada sistem,
volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan
bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu
sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip
ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum
kekekalan energi.
Gambar
Sistem yang mengalami perubahan
volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan
mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem akan
menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam.
Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau
disebut hukum I termodinamika. Secara matematis, hukum I termodinamika
dituliskan sebagai
Q
= W + ∆U
Dimana Q adalah kalor, W
adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan energi dalam. Secara sederhana,
hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jika suatu
benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q,
benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan
usaha W dan benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas
deh!) yang berarti mengalami perubahan
energi dalam ∆U.
Proses
Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses
termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut. Jika
proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses
isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan
energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang
diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
Proses isotermik dapat digambarkan
dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem dan
kalor dapat dinyatakan sebagai
Dimana V2 dan V1 adalah
volume akhir dan awal gas.
Proses
Isokhorik
Jika gas melakukan proses
termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan proses
isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak
melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan
energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume
konstan QV.
QV
= ∆U
Proses
Isobarik
Jika gas melakukan proses
termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan
proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W
= p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada
tekanan konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada
proses isobarik berlaku
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam
sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
QV
=∆U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan
sebagai
W
= Qp − QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas
(W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang diserap gas
pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap
gas pada volume konstan (QV).
Proses
Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada
kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q =
0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi
dalamnya (W = ∆U).
Jika suatu sistem berisi gas yang
mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1 dan V1
mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2
dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai
Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan
kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai
yang lebih besar dari 1 (γ > 1).
Proses adiabatik dapat digambarkan
dalam grafik p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p
– V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
- Thermodinamika J.M.Smith
download Link: http://cur.lv/gaw4
untu pelajaran THERMODINAMIKA I..
ReplyDelete