- Korosi
Bersama Bpk Ir. Devison
Korosi adalah
kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa
yang tidak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah
perkaratan besi.
Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O,
suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi
besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi
mengalami oksidasi.
Fe(s) Fe2+(aq)
+ 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain
dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana
oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya
teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai
anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai
faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak
logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan.
Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah
kebalikan dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas
ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah
diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan.
Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan
lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor,
seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang
akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau
logam lain agar tahan dari proses perkaratan :
1. Melapisi
besi atau logam lainnya dengan cat khusus besi yang banyak dijual di toko-toko
bahan bangunan.
2. Membuat
logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan atau produksi
besi atau logam lainnya di pabrik.
3. Pada
permukaan logam diberi oli atau vaselin
4. Menghubungkan
dengan logam aktif seperti magnesium / Mg melaui kawat agar yang berkarat
adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada
tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik.
5. Melakukan
proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau timah
yang terletak di sebelah kiri deret volta.
6. Melakukan
proses elektro kimia dengan jalan memberi lapisan timah seperti yang biasa
dilakukan pada kaleng.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Laju Korosi
1. Faktor
Gas Terlarut.
a. Oksigen
(02),
adanya
oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal seperti laju korosi
pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya kandungan oksigen.
Kelarutan
oksigen dalam air merupakan fungsi dari tekanan, temperatur dan kandungan
klorida. Untuk tekanan 1 atm. dan temperatur kamar, kelarutan oksigen adalah 10
ppm dan kelarutannya akan berkurang dengan bertambahnya temperatur dan
konsentrasi garam.
Sedangkan kandungan oksigen dalam
kandungan minyak-air yang dapat mengahambat timbulnya korosi adalah 0,05 ppm
atau kurang.
Reaksi korosi secara umum pada besi
karena adanya kelarutan oksigen adalah sebagai berikut :
Reaksi Anoda : Fe Fe2-
+ 2e
Reaksi katoda : 02 + 2H20 + 4e 4 OH-
b. Karbondioksida
(CO2), jika karbondioksida dilarutkan dalam air maka akan terbentuk
asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan meningkatkan
korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting.
yang
secara umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O H2CO3
Fe + H2CO3 FeCO3
+ H2
FeC03
merupakan corrosion product yang dikenal sebagai sweet corrosion
2. Faktor
Temperatur
Penambahan
temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun
kenyataannya
kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya
temperatur. Apabila metal pada
temperatur yang tidak uniform, maka akan besar kemungkinan terbentuk korosi.
3. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph <
7 bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk pH > 7 bersifat basa juga
korosif.
Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada
pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH
> 13.
4. Faktor
Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria (SRB)
Adanya bakteri pereduksi sulfat akan
mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S, yang mana jika gas tersebut kontak dengan
besi akan menyebabkan terjadinya korosi.
5. Faktor
Padatan Terlarut
a. Klorida
(CI), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel.
Padatan
ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga menyebabkan
pecahnya alooys.
Klorida
biasanya ditemukan pada campuran minyak-air dalam konsentrasi tinggi yang akan
menyebabkan proses korosi.
Proses
korosi juga dapat disebabkan oleh kenaikan konduktivity larutan garam, dimana
larutan garam yang lebih konduktif, laju korosinya juga akan lebih tinggi.
b.
Karbonat (C03),
kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi dimana film karbonat
diendapkan sebagai lapisan pelindung permukaan metal, tetapi dalam produksi
minyak hal ini cenderung menimbulkan masalah scale.
c.
Sulfat (S04), ion
sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat juga
ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan, dan oleh
bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang korosif.
X
Pencegahan
Korosi
Dengan
dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses korosi yang dapat
menjelaskan
mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk
pencegahan
terbentuknya korosi.
Banyak
cara sudah ditemukan untuk pencegahan terjadinya korosi diantaranya adalah
dengan cara proteksi katodik, coating, dan penggunaan chemical inhibitor.
Proteksi
Katiodik
Untuk
mencegah terjadinya proses korosi atau setidak-tidaknya untuk
memperlambat
proses korosi tersebut, maka dipasanglah suatu anoda buatan di luar logam yang
akan diproteksi.
Daerah
anoda adalah suatu bagian logam yang kehilangan elektron. Ion positifnya
meninggalkan logam tersebut dan masuk ke dalam larutan yang ada sehingga logam
tersebut berkarat.
Terlihat
disini karena perbedaan potensial maka arus elektron akan mengalir dari anoda
yang dipasang dan akan menahan atau melawan arus electron dari logam yang
didekatnya, sehingga logam tersebut berubah menjadi daerah katoda. Inilah yang
disebut Cathodic Protection.
Dalam
hal diatas elektron disuplai kepada logam yang diproteksi oleh
anoda
buatan sehingga elektron yang hilang dari daerah anoda tersebut selalu diganti,
sehingga akan mengurangi proses korosi dari logam yang diproteksi.
Anoda
buatan tersebut ditanam dalam suatu elektrolit yang sama (dalam
hal
ini tanah lembab) dengan logam (dalam hal ini pipa) yang akan diprotekasi dan
antara dan pipa dihubungkan dengan kabel yang sesuai agar proses listrik diantara
anoda dan pipa tersebut dapat mengalir terus menerus.
Coating
Cara
ini sering dilakukan dengan melapisi logam (coating) dengan suatu
bahan
agar logam tersebut terhindar dari korosi.
Pemakaian
Bahan-Bahan Kimia (Chemical Inhibitor)
Untuk
memperlambat reaksi korosi digunakan bahan kimia yang disebut
inhibitor
corrosion yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada permukaan
metal.
Lapisan
molekul pertama yang tebentuk mempunyai ikatan yang sangat kuat yang disebut
chemis option.
Corrosion
inhibitor umumnya berbentuk fluid atau cairan yang diinjeksikan pada production
line. Karena inhibitor tersebut merupakan masalah yang penting dalam menangani
kororsi maka perlu dilakukan pemilihan inhibitor yang sesuai dengan kondisinya.
Material
corrosion inhibitor terbagi 2, yaitu :
1. Organik
Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari hewan
dan tumbuhan yang mengandung unsure karbon dalam senyawanya. Material dasar
dari organik inhibitor antara lain:
·
Turunan asam lemak alifatik,
yaitu: monoamine, diamine, amida, asetat, oleat, senyawa-senyawa amfoter.
·
Imdazolines dan
derivativnya
2. Inorganik
Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari
mineral-mineral yang tidak mengandung unsure karbon dalam senyawanya. Material
dasar dari inorganik inhibitor antara lain kromat, nitrit, silikat, dan pospat.
Secara umum suatu inhibitor
adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi
kimia.
Sedangkan inhibitor
korosi adalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu
lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu terhadap
suatu logam. Mekanisma penghambatannya terkadang lebih dari satu jenis.
Sejumlah inhibitor
menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk membentuk suatu lapisan tipis
yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa molekul saja, ada pula yang karena
pengaruh lingkungan membentuk endapan yang nampak dan melindungi logam dari
serangan yang mengkorosi logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk
lapisan pasif, dan ada pula yang menghilangkan konstituen yang agresif.
Dewasa ini terdapat 6
jenis inhibitor, yaitu inhibitor yang memberikan
·
pasivasi
anodik,
·
pasivasi
katodik,
·
inhibitor
ohmik,
·
inhibitor
organik,
·
inhibitor
pengendapan, dan
·
inhibitor
fasa uap.
Pembahasan
mengenai kimia dari inhibitor korosi dapat menyangkut sifat dari inhibitor,
interaksi inhibitor dengan berbagai lingkungan yang agresif serta pengaruhnya
terhadap proses korosi.
Suatu inhibitor kimia
adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi
kimia. Secara khusus, inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang bila
ditambahkan kedalam suatu lingkungan tertentu, dapat menurunkan laju
penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam.
Pada prakteknya, jumlah
yang di tambahkan adalah sedikit, baik secara kontinu maupun periodik menurut
suatu selang waktu tertentu.
Adapun mekanisme kerjanya
dapat dibedakan sebagai berikut :
(1)
Inhibitor
teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu lapisan tipis dengan
ketebalan beberapa molekul inhibitor.
Lapisan ini tidak dapat dilihat oleh mata biasa, namun dapat
menghambat penyerangan lingkungan terhadap logamnya.
(2)
Melalui
pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat mengendap dan
selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta melidunginya terhadap korosi.
Endapan yang terjadi cukup banyak, sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati
oleh mata.
(3)
Inhibitor
lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu zat kimia yang kemudian
melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi tersebut membentuk suatu lapisan
pasif pada permukaan logam.
(4) Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari lingkungannya.
Berdasarkan
sifat korosi logam secara elektrokimia, inhibitor dapat mempengaruhi polarisasi
anodik dan katodik.
Bila
suatu sel korosi dapat dianggap terdiri dari empat komponen yaitu: anoda,
katoda, elektrolit dan penghantar elektronik, maka inhibitor korosi memberikan
kemungkinan O2 menaikkan polarisasi anodik, atau menaikkan polarisasi
katodik atau menaikkan tahanan listrik dari rangkaian melalui pembentukan
endapan tipis pada permukaan logam. Mekanisme ini dapat diamati melalui suatu
kurva polarisasi yang diperoleh secara eksperimentil.
- PELAPISAN LOGAM
1. Larutan asam
2. Larutan sianida
3. Larutan fluoborat
4. Larutan pyrophosphat
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah
larutan asam dan larutan sianida
PELAPISAN TIMAH
PUTIH
Pelapisan timah putih
pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah sangat lama
dilakukan untuk :
-
pelapisan kaleng-kaleng
-
PELAPISAN makanan, minuman dan sebagainya.
Pelapisan secara
listrik pada umumnya sudah menggantikan pelapisan secara celup panas, karena pelapisan secara celup panas menghasilkan :
-
lapisan yang tebal dan kurang
merata (kurang halus)
Pelapisan secara
listrik dapat menghasilkan :
-
lapisan yang tipis dan lebih merata/halus.
Dengan keuntungan tersebut pada saat ini lebih
banyak industri yang melakukan pelapisan timah putih secara listrik dari pada
secara celup panas (Hot Dip Galvanizing)..
PELAPISAN SENG
Pelapisan besi dengan
seng (Zn), karena seng :
- tahan korosi,
- murah harganya, dan
- mempunyai tampak permukaan yang cukup baik.
Pelapisan seng pada
besi dilaksanakan dengan beberapa cara, seperti :
-
galvanizing,
-
sherardizing, atau metal spraying, dan
-
electroplating.
Namun pelapisan secara listrik (elektroplating)
lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan
cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :
a. Lapisan lebih merata
b. Daya rekat lapisan lebih baik
c. Tampak permukaan lebih baik
Karena beberapa
keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan pelapisan secara listrik
daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik kadang juga
disebut elektro-galvanizing.
Larutan elektrolit
yang sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida.
Bila kedua larutan
tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari penggunaan larutan
sianida adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan asam.
Namun larutan asam
digunakan bila dikehendaki kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang lebih
murah.
Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali zincat
dan larutan pyrophosphat.
PELAPISAN NIKEL
Pada saat ini,
pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah
keindahan.
Dengan hasil
lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling banyak
diinginkan untuk melapis permukaan.
Dalam pelapisan nikel
selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram
hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok
hingga halus dan mengkilap.
Jenis lain dari
pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam inipun tampak
menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras senapan dan lainnya.
PELAPISAN KHROM
Selain nikel, maka
pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk mendapatkan permukaan yang
menarik.
Karena sifat khas
khrom yang sangat tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai kelebihaan
tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat dekoratif
dan atraktif dari pelapisan khrom,
Keuntungan lain dari pelapisan khrom adalah dapat
dicapainya hasil pelapisan yang keras.
Sumber logam khrom
didapat dari asam khrom, tapi dalam perdagangan yang tersedia adalah khrom
oksida (CrO3), sehingga asam khrom didapat adalah pada waktu khrom
oksida bercampur dengan air.
Pengerjaan Lapis Listrik
(electroplating)
Pemilihan Jenis
Pelapis
Lapis Logam Mulia
Logam-logam pelapis yang termasuk dalam golongan ini adalah logam yang
betul-betul melindungi. Logam ini lebih bersifat katodik daripada logam yang
dilindungi. Sebagian besar dari logam pelindung termasuk ke dalam golongan ini.
Lapis Logam Korban
Logam-logam pelapis yang termasuk dalam golongan ini adalah logam-logam yang
lebih anodik dari logam yang dilindungi, sehingga logam pelindung ini akan
rusak lebih dahulu, contoh:seng.
Untuk mendapatkan perlindungan yang baik, pemilihan jenis pelapis perlu
dilakukan secara hati-hati.
Hal-hal penting yang
perlu di jadikan dasar pertimbangam adalah :
1. tujuan melapisi
2. Fungsi dari benda
yang dilapisi
1.
Tujuan Melapisi
Tujuan melapisi dapat dibagi menjadi 3 kelompok.Kelompok
1.
Hanya untuk menambah daya tahan terhadap korosi.
Contoh : lapis seng
pada kawat baja untuk jalur komunikasi.
2. Untuk mendapatkan permukaan yang
tahan korosi dan sifat tertentu yang tidak dimiliki oleh logam yang akan
dilapisi
Contoh : lapis nikel
& khrom pada relay tilpun, dimana selainuntuk melindungi logam dasarnya
dari korosi juga diharapkan akan memperbaiki sifat tahan aus.(wear resistance).
3. Hanya untuk mendapatkan sifat
tertentu.
Contoh : lapis khrom
pada silinder dan bagian lain dari mesin pembakaran, dimaksudkan untuk memperbaiki sifat tahan aus dan lubrikasi
dari permukaannya.
Fungsi dari benda yang dilapisi
Sebelum menentukan jenis pelapis yang akan
digunakan, terlebih dahulu perlu diketahui fungsi dari benda yang akan dilapisi
tersebut.
Ada beberapa faktor yang perlu mendapat
perhatian, antara lain :
a.
Faktor Lingkungan
Logam pelapis harus
disesuaikan dengan lingkungan dimana benda yang akan dilapisi tersebut berada
b.
Umur pelayanan (service life).
Pemilihan logam
pelapis juga harus disesuaikan dengan umur pelayanan dari benda yang akan
dilapisi.
c.
Logam dasar yang akan dilapisi.
Suasana pelapisan
(kondisi elektrolit) harus sesuai dengan benda yang akan dilapisi.
·
Bentuk dan ukuran dari benda yang akan dilapisi.
·
Disain bak,rak dan anoda yang digunakan untuk pelapisan harus
sesuai dengan bentuk ukuran dari benda yang akan dilapisi.
Setiap tahun, korosi yang terjadi diberbagai
lingkungan menyebabkan kerusakan yang memakan biaya cukup besar.
Untuk menanggulangi bahaya korosi, yang
berarti juga memperkecil kerugian, perlu dicari cara-cara untuk melindungi logam
yang mudah terkorosi ;
Ø
Salah satu cara perlindungannya adalah memberikan suatu lapisan
logam tertentu sebagai lapis pelindung.
Ø
Ada bermacam-macam cara untuk memberikan logam pelapis pada
logam yang akan dilindungi.
o Salah satu diantaranya adalah proses lapis
listrik (electroplating).
Lapis listrik menawarkan jasanya untuk
memberikan suatu perlindungan dengan menggunakan logam-logam tertentu sebagai
lapis pelindung, misalnya : nikel, khrom, seng, timah dan lain-lain.
Tujuan utama pelapisan listrik adalah ;
·
melindungi logam yang dilapisi dari bahaya korosi.
·
menambah daya tahan terhadap gesekan,
·
memperbaiki sifat konduktivitas,
·
memudahkan penyolderan,
·
menambah kekerasan dan lain-lain.
Konsep Dasar
Lapis listrik adalah suatu proses pengendapan/deposisi suatu logam pelindung
yang dikehendaki diatas logam lain dengan cara elektrolisa.
Ø Biasanya elektrolisa dilakukan dalam suatu
bejana yang disebut sel elektrolisa yang berisi cairan elektrolit/rendaman
(bath).
Ø Pada rendaman ini tercelup paling tidak dua
elektroda.
Ø Masing-masing elektroda dihubungkan dengan
arus listrik, terbagi menjadi kutub positif (+) dan negatif (-) dikenal sebagai
anoda (+) dan katoda (-).
Selama proses lapis listrik berlangsung terjadi reaksi kimia pada daerah
elektroda/elektrolit; baik reaksi reduksi maupun oksidasi.
o Karena pada proses lapis listrik reaksi
diharapkan berjalan terus menerus menuju arah tertentu secara tetap, maka hal
yang paling penting dalam proses ini adalah mengoperasikan proses ini dengan
menggunakan arus searah.
Dari uraian terdahulu dapat dikatakan bahwa
ada 4 bagian yang utama (penting) dari suatu sistem lapis listrik. Keempat
bagian yang harus ada didalam suatu unit lapis listrik adalah :
b.Anoda
c.Katoda (benda kerja)
d.Sirkuit luar
Rendaman/Larutan Elektrolit
Setiap larutan elektrolit yang dijadakan rendaman tempat proses lapis listrik
berlangsung harus mengandung bahan-bahan terlarut yang sekurang-kurangnya
memiliki satu dari fungsi berikut ini :
a. Menyediakan sumber logam yang akan diendapkan
b. Membentuk kompleks dengan ion logam yang akan diendapkan
c. Konduktif
d. Dapat menstabilkan larutan dari hidrolisa
e. Bertindak sebagai buffer
f. Memodifikasi atau mengatur bentuk fisik dari endapan
g. Membantu pelarutan anoda.Adapun rendaman yang digunakan dalam proses lapis
listrik dapat bersifat asam maupun basa.
Rendaman Asam Dengan Garam Sederhana
Biasanya rendaman selalu mengandung garam dari logam yang akan
diendapkan/dilapiskan. Sebaiknya dipilih garamgaram yang mudah larut namun
anion dari garam tersebut tidak mudah tereduksi. Walaupun anion tidak ikut
secara langsung dalam proses terjadinya pelapisan, tetapi jika menempel pada
permukaan katoda akan merupakan gangguan bagi struktur endapan.Aktivitas dari
ion logam ditentukan oleh konsentrasi dari garam logamnya, derajat disosiasi
dan konsentrasi komponen lain yang ada di dalam rendaman. Jika konsentrasi
logamnya tidak mencukupi untuk diendapkan, akan terbentuk endapan yang terbakar
pada rapat arus yang relative rendah.
Adanya ion khlorida di dalam rendaman yang bersifat asam mempunyai dua (2)
fungsi utama, pertama akan memudahkan terkorosinya anoda atau mencegah pasivasi
anoda dan yang kedua akan menaikkan koefisien difusi dari ion logamnya berarti
menaikkan batas rapat arus (limiting current density).
Rendaman yang Mengandung Garam Kompleks
Garam kompleks yang sering digunakan dalam proses lapis listrik adalah Sianida.
Karena siano kompleks terdekomposisi oleh asam, maka rendaman harus bersifat
alkali (basa).Adanya natrium atau kalium hidroksida akan memperbaiki
konduktivitas dan mencegah liberasi dari asam hidrosianat oleh CO2 yang masuk
ke dalam rendaman dari udara.
Buffer (penyangga) dan komponen lainnya
Disamping garam logamnya sebagai komponen utama,rendaman juga mengandung
komponen lain, misalnya komponen yang berfungsi sebagai penyangga (mengatur
pH);misal untuk rendaman nikel digunakan asam borat sebagai buffer.85 Sedangkan
penambahan asam sulfat pada rendaman tertentu akan menaikkan konduktivitas dan
mencegah hidrolisa.
Bahan Imbuh (Addition Agent)
Untuk mendapatkan hasil pelapisan yang baik (mengkilap,rata) diperlukan adanya
komponen-komponen lain yang ditambahkan kedalam rendaman. Diantaranya adalah
“Wetting agent”,levellers dan bahan pengkilap (brightener).
Anoda
Anoda yang digunakan dalam proses lapis listrik harus dapat mengalirkan arus
listrik dari luar kedalam larutan/rendaman dan juga harus berfungsi sebagai
pengisi kekurangan logam didalam larutan karena mengendap pada permukaan
katoda.Anoda dapat berbentuk lempengan logam yang masif atau dapat juga
berbentuk bola atau potongan-potongan kecil.
Ada dua jenis anoda, yaitu anoda yang terbuat dari logam yang akan
diendapkan,dikenal dengan nama anoda terlarut dan satu lagi adalah anoda yang
terbuat dari logam lain yang tidak larut dalam rendaman, dikenal dengan nama
anoda inert.Ada keuntungan dan kerugiannya masing-masing bila menggunakan jenis
anoda tersebut.
Keuntungan bila kita menggunakan anoda terlarut antara lain adalah
larutan/rendaman dapat dikatakan memiliki kandungan 87 logam yang konstan,
penambahan garam logamnya tidak perlu dilakukan. Sedangkan ke rugiannya
menggunakan anoda terlarut adalah seringkali ada pengotor yang ikut terlarut
dan kadangkadang juga ada bahan-bahan yang tidak larut yang akan mengotori
rendaman, disamping itu perlu dilakukan kontrol apakah anoda tetap aktif dan
tidak membentuk film tipis yang akan menyebabkan anoda menjadi pasif.
Keuntungan menggunakan anoda inert adalah tidak perlu mengganti anoda (karena
tidak akan habis) jadi sekali dipasang dapat digunakan selamanya; namun
demikian ada juga kerugiannya yaitu, logam didalam rendaman lama kelamaan akan
habis mengendap dibawa, sehingga analisa larutan dan penambahan bahan kimia
kedalam larutan harus kerapkali dilakukan.
Katoda
Katoda atau benda kerja dapat memiliki bermacam bentuk dan dapat terbuat dari
beraneka logam yang penting katoda harus bersifat konduktor sehingga proses
lapis listrik dapat berlangsung dan logam
dapat menempel pada katoda (benda kerja).Bila benda kerja tidak bersifat
konduktor, dapat dilakukan pengerjaan awal yang membuat benda kerja siap
menjadi katoda dalam proses lapis listrik.
Sirkuit Luar
Sirkuit (rangkaian) listrik di luar sistem lapis listrik biasanya terdiri dari
sumber arus dan peralatan lain yang dapat menyearahkan arus bila sumber arus
memberikan arus bolak-balik.
download Link: http://cur.lv/g8s4
ISBN: 0470248483
PENCEGAHAN KOROSI.. pelajaran teknik kimia semseter I
ReplyDeleteApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
ReplyDeleteSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Anti karat
Assalamualaikum bapak Tommy bagus sekali blognya sebagai reverensi.
ReplyDeleteSaya mahasiswa Tingkat Akhir industri Perminyakan, saya ingin mengangkat judul tentang aplikasi bahan kimia sebagai pencegah korosi pada pipa alir produksi. Bisakah bapak membantu saya untuk membersi saya masukan bahan kimia apa yang bisa saya uji kan?
Terimakasih bapak.
Selamat pagi pak, perkenalkan saya dimas saya mahasiswa tingkat akhir jurusan metalurgi, rencananya saaya pada tugas akhir saya ingin membahas cara pcara pencegah korosi pada kawatkawat menggu zat kimia yang di jalan kan pada satu line atau satu kali proses, apakah bapak ada saran zat kimia apa sajah yang bisa di gunakan untuk menekan percepatan laju korosi? Terima kasih pak
ReplyDelete