- Proses pembuatan ammonia pada pt pusri
Kedengaran amat sederhana bahwa
pupuk Urea terbuat dari gas alam, air dan udara. Udara tersedia tidak terbatas
sedang gas alam terdapat banyak di Indonesia. Dengan sendirinya bagi Indonesia
bukanlah menjadi masalah yang berat untuk dapat memproduksi sendiri pupuk
buatan bagi kepentingan pertaniannya. Namun tidaklah sesederhana itu proses
pembuatan pupuk Urea yang dibuat di Pabrik Pusri yang dikenal sebagai jenis
pupuk tunggal berkadar Nitrogen 46%.
Dimulai dari ladang-ladang gas yang banyak terdapat di sekitar Prabumulih yang
diusahakan oleh Pertamina, gas alam yang bertekanan rendah dikirim melalui
pipa-pipa berukuran 14 inchi ke pabrik pupuk PT Pupuk Sriwidjaja, di Palembang.
Gas alam ini dimasa-masa yang lalu tidak diusahakan orang dan dibiarkan habis
terbakar. Menjelajah hutan-hutan, rawa-rawa, sungai, bukit-bukit dan
daerah-daerah yang sulit dilalui, gas alam bertekanan rendah ini dikirim
melalui pipa-pipa sepanjang ratusan kilometer jauhnya menuju pemusatan gas alam
di pabrik pupuk di Palembang. Gas bertekanan rendah, melalui proses khusus pada
kompresor, gas diubah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Kemudian gas ini
dibersihkan pada unit Sintesa Gas untuk menghilangkan debu, lilin dan belerang.
Pertemuan antara gas yg sudah
diproses dengan air dan udara pada unit sintesa ini menghasilkan tiga unsur
kimia penting, yaitu unsur gas N2 (zat lemas), unsur zat air (H2), dan unsur
gas asam arang (CO2), Ketiga unsur kimia penting ini kemudian dilanjutkan
prosesnya. Zat lemas (N2) dan zat air (H2) bersama-sama mengalir menuju Unit
Sintesa Urea. Pada sintesa amoniak, zat lemas (N2) dan zat air (H2) diproses
menghasilkan amoniak (NH3). Gas asam arang (CO2), yang dihasilkan pada unit
Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan amoniak pada unit Sintesa Urea. Hasil
reaksi ini adalah butir-butir urea yang berbentuk jarum dan sangat menyerap
air.
Oleh karena itu proses pembuatan
dilanjutkan lagi pada Menara Pembutir, dimana bentuk butir-butir tajam itu
diubah dengan suatu tekanan yang tinggi menjadi butir-butir Urea bulat yang
berukuran 1 sampai 2 milimeter sehingga mempermudah petani menabur dan
menebarkannya pada sawah-sawah mereka. Pada umumnya, butir-butir Urea itu
dibungkus dengan karung plastik dengan berat 50 Kilogram.
Proses
Kimia Pembuatan Amoniak dan Urea
Pupuk Urea yang dikenal dengan nama
rumus kimianya NH2CONH2 pertama kali dibuat secara sintetis oleh Frederich
Wohler tahun 1928 dengan mereaksikan garam cyanat dengan ammonium hydroxide.
Pupuk urea yang dibuat PT Pusri
merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan ammonia (NH3). Kedua senyawa
ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Ketiga bahan baku tersebut
meruapakan kekayaan alam yang terdapat di Sumatera Selatan.
Pada proses pembuatan amoniak dengan
tekanan rendah dalam reaktor (±150 atmosfir) yaitu dengan reaksi reforming
merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan metanasi. Reaksi reforming ini
dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu :
Tingkat Pertama :
Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal
dalam dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
Cn H2n
|
+
|
nH2O
|
--->
|
NCO
|
+
|
(2n+1)H2
|
-
|
panas
|
|
CH4
|
+
|
H2O
|
--->
|
CO
|
+
|
3H2
|
-
|
panas
|
|
Tingkat Kedua :
Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam
reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan
untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen (N)
2 CH4
|
+
|
3 O2
|
--->
|
12 N2
|
|
|
|
|
|
2 CO
|
+
|
4 H2O
|
--->
|
12 N2
|
|
|
|
|
|
lalu campuran gas sesudah reforming
direaksikan dengan H2O di dalam converter CO untuk mengubah CO menjadi CO2
CO
|
+
|
H2O
|
--->
|
CO2
|
+
|
H2
|
|
|
|
CO2 yang terjadi dalam campuran gas
diserap dengan K2 CO3
K2 CO3
|
+
|
CO2
|
+ H2O
|
--->
|
|
KHCO3
|
|
|
|
larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan
CO2 sebagai bahan baku pembuatan urea.
Setelah CO2 dipisahkan, maka
sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus dihilangkan yaitu dengan cara
mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali
CO
|
+
|
3H2
|
--->
|
CH4
|
+
|
H2O
|
|
|
|
CO2
|
+
|
4H2
|
--->
|
CH4
|
+
|
2H2O
|
|
|
|
Lalu kita mensitesa nitrogen dengan
hidrogen dalam suatu campuran ganda pada tekanan 150 atmosfir dan kemudian
dialirkan ke dalam converter amoniak.
N2
|
+
|
3H2
|
--->
|
2NH3
|
|
|
|
|
|
Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3
(cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam reaktor urea dengan tekanan 200-250
atmosfer.
2NH3
|
+
|
CO2
|
--->
|
NH2COONH4
|
+
|
Q
|
|
|
|
amoniak
|
|
karbon dioksida
|
|
ammonium karbamat
|
|
|
|
|
|
NH2COONH4
|
|
|
--->
|
NH2 CONH2
|
+
|
H2O
|
-
|
Q
|
|
Reaksi ini berlangsung tanpa
katalisator dalam waktu ±25 menit. Proses selanjutnya adalah memisahkan urea
dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi (urea, biuret, ammonium
karbamat, air dan amoniak kelebihan) dengan penurunan tekanan, dan temperatur
120-165 derajat Celsius, sehingga ammonium karbamat akan terurai menjadi NH3
dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%.
Untuk mendapatkan konsentrasi urea
yang lebih tinggi maka dilakukan pemekatan dengan cara:
- Penguapan larutan urea di bawah
vacuum (ruang hampa udara, tekanan 0,1 atmosfir mutlak), sehingga larutan
menjadi jenuh dan mengkristal.
- Memisahkan kristal dari cairan
induknya dengan centrifuge
- Penyaringan kristal dengan
udara panas
Untuk mendapatkan urea dalam bentuk
butiran kecil, keras, padat maka kristal urea dipanaskan kembali sampai meleleh
dan urea cair lalu disemprotkan melalui nozzle-nozzle kecil dari bagian atas
menara pembutir (prilling tower).
Sementara tetesan urea yang jatuh
melalui nozzle tersebut, dihembuskan udara dingin ke atas sehingga tetesan urea
akan membeku dan menjadi butir urea yang keras dan padat.
No comments:
Post a Comment