Katalis
Katalis padat heterogen.
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksireaksi
kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau
terpakai oleh reaksi itu sendiri (lihat pula katalisis).
Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya
terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih
rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama:
katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang
ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya,
sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana
untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di
mana pereaksi-pereaksi (atau substrat)
untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah
sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan atara produk dan
katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih
pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi
membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya.
Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan
katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC
→ AB +
C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun
selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi
keseluruhannya menjadi,
A + B
+ C → AB +
C
katalis tidak termakan atau pun tercipta. Enzim
adalah biokatalis. Penggunaan istilah "katalis" dalam konteks budaya
yang lebih luas, secara bisa dianalogikan dengan konteks ini.
beberapa katalis ternama yang pernah dikembangkan di
antaranya katalis
Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitik
yang paling dikenal ialah proses Haber untuk
sintesis amoniak, yang menggunakan besi biasa
sebagai katalis. Konverter
katalitik--yang dapat menghancurkan produk samping knalpot yang
paling bandel--dibuat dari platinadanrodium.
Katalis oh
katalis… Tugas yang mengisi minggu tenang ini,,hualah,,gak minggu tenang lagi
kalo kayak gini ceritanya. Tapi, yo wes lah, hidup koq mau gampang aja, ya gak
mungkin toh yo? Dijalanin aja, semampu sekuatnya… Ciamiiiik!!
*Jiah,,,malah
curhat..
Ini sekedar
ngasih info dikit tentang tugas mengenai katalis, semoga nilai untuk mata
kuliah ini minimal B, Amiiiiin ya,Rob…
KATALIS
Pengertian
Katalis
Katalis
adalah zat yang dapat mempercepat jalannya reaksi (tidak ikut bereaksi). Peran
katalis sebenarnya adalah menurunkan energi aktifasi reaksi. Pemilihan katalis
untuk proses dapat didasarkan pada beberapa hal berikut:
a. Berumur
panjang
b. Harganya
murah
c. Mudah
diregenerasi
d. Dapat
diproduksi dalam jumlah besar
e. Tahan
terhadap racun
f. Memiliki
tahanan fisik yang besar
Penggolongan
Katalis
Katalis
dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama:
• Katalis
homogen
Katalis
homogen adalah katalis yang fasenya sama dengan fase zat yang bereaksi maupun
zat hasil reaksi.
• Katalis
heterogen
Katalis
heterogen adalah katalis yang fasenya berbeda dengan fase zat yang bereaksi
maupun zat hasil reaksi.
Contoh
sederhana katalisis heterogen adalah katalis menyediakan suatu permukaan dimana
pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam
substrat-substrat menjadi lemah sehingga memadai terbentuknya produk baru.
Ikatan antara produk baru dan katalis lebih lemah sehingga akhirnya terlepas
Mekanisme
katalisis heterogen :
1. Difusi
molekul-molekul pereaksi menuju permukaan
2. Adsorpsi
molekul-molekul pereaksi pada permukaan
3. Reaksi
pada permukaan
4. Desorpsi
hasil dari permukaan
5. Difusi
hasil dari permukaan menuju badan sistem
Tipe katalis
Katalis
homogen Katalis homo-heterogen Katalis heterogen
Katalis
asam/basa Biokatalis (enzim) Bulk katalis (alloy logam)
Kompleks
logam transisi Fungsional nanopartikel Katalis yang diemban
Perbandingan
elemen katalis homogen dan heterogen
Elemen
Katalis Homogen Heterogen
Efektifitas
Pusat aktif
Semua atom yang memiliki reaktifitas Hanya atom-atom pada permukaan partikel
Konsentrasi
yang dibutuhkan Rendah Tinggi
Selektifitas
Tinggi Lebih rendah
Masalah
difusi Secara praktis tak ada (kinetika mengendalikan jalannya reaksi) Ada
(perpindahan massa mempengaruhi jalannya reaksi)
Kondisi
reaksi Lembut (50 – 200 oC) Parah (sering > 250 oC)
Penggunaan
Tertentu/spesifik Luas
Potensi
kehilangan aktifitas Bereaksi kembali dengan produk (pembentukan klaster) dan
keracunan Kristal logam mengalami sintering, keracunan, coking, fouling,
migrasi uap metal pada suhu tinggi
Sifat
katalis
Struktur/stoikiometri
Mudah ditentukan Sulit ditentukan
Kemungkinan
modifikasi Tinggi Rendah
Daya tahan
suhu Rendah Tinggi
Tehnik
pemisahan katalis Seringkali rumit (distilasi, ekstraksi, dekomposisi kimiawi)
Suspensi, filtrasi (sistem slurry)
Tidak perlu
pemisahan (sistem fixed-bed)
Kemungkinan
daur ulang katalis Bisa dilakukan Tidak perlu (fixed-bed)
Mudah
(suspensi atau slurry)
Potensi
kehilangan katalis Tinggi Rendah
Tujuan
pemakaian penyangga: memperluas permukaan kontak katalis dengan reaktan
Peracunan
katalis
Pada saat
terjadi peracunan, aktivitas katalis turun. Proses peracunan terjadi sebagai
akibat melekatnya bahan-bahan asing (yang disebut racun, seperti debu, senyawa
selenium, tellurium, antimony, lead, dsb.) pada permukaan aktif katalis
sehingga tidak dapat dipakai sebagai tempat reaksi. Proses melekatnya benda
asing pada permukaan aktif katalis dapat terjadi secara:
a. Fisis → dapat
diaktifkan kembali. Contoh: Cl2, HCl → katalis diaktifkan lagi dengan cara
pemanasan di dalam gas yang bebas Cl2 dan HCl.
b. Kimia → adsorpsi
secara kuat pada permukaan aktif → tidak dapat diaktifkan lagi. Contoh: senyawa
arsenik, selenium, tellurium, antimony, lead. (Katalis V2O5 dan
Platinized-silica-gel tahan terhadap racun arsenik).
Katalis dan
Racunnya
• Katalis
pada kendaraan diesel (CuO atau Al2O3)
Katalis CuO
atau Al2O3 akan mengalami keracunan jika terdapat senyawa sulfur dalam reaktan.
Solar Indonesia mengandung sulfur sebesar 0,5% berat, sehingga CuO atau Al203
tidak dapat digunakan sebagai katalis untuk katalitik konverter kendaraan
diesel.
• Katalis
pada Sintesis Asam Sulfat (Pt, Fe2O3, V2O5)
Katalis yang
digunakan:
a. Pt dengan
penyangga asbes atau magnesium sulfat yang telah dikalsinasi atau silika gel.
b. Fe2O3
Kurang reaktif dibandingkan Pt, tetapi murah, terdapat pada terak pemanggangan
pirit.
c. V2O5
dengan penyangga zeolit atau natural diatomite brick
• Katalis
pada Catalitic reforming (Ni)
Pada umumnya
katalis yang dipakai di Steam Reforming adalah Nikel. Nikel merupakan sulfur
absorbent yang sangat baik. Dalam jumlah sangat sedikit saja akan menyebabkan
deaktivasi katalis total. Deaktivasi artinya berkurangnya keaktifan katalis.
Dapat terjadi secara kimiawi dan secara fisik.
A.
Deaktivasi secara kimiawi:
- Oksidasi
katalis: katalis mengalami oksidasi kembali ke NiO. Dapat terjadi apabila H2
pada umpan kurang. Ni bereaksi dengan H2O membentuk NiO.
- Keracunan
(poisoning): terjadi apabila senyawa aktif (Ni) bereaksi dengan senyawa racun
(misal S, Cl membentuk NiS, NiCl2) sehingga senyawa aktif tersebut tidak dapat
mereaksikan gas bumi.
B.
Deaktivasi secara fisik terjadi apabila katalis menjadi tidak aktif karena
perubahan fisik atau adanya suatu benda/padatan yang menutupi senyawa aktif
sehingga tidak dapat kontak dengan reaktan, antara lain :
-
Karbonisasi
- Sintering
Beberapa
racun katalis catalytic reforming adalah sebagai berikut :
Sulfur
Konsentrasi sulfur maksimum yang diijinkan
dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Biasanya diusahakan kandungan sulfur dalam
umpan naphtha sebesar 0,1-0,2 wt-ppm untuk menjamin stabilitas dan selektivitas
katalis yang maksimum.
Beberapa
sumber yang membuat kandungan sulfur dalam umpan naphta tinggi adalah : proses
hydrotreating yang tidak baik (temperature reactor kurang tinggi atau katalis
sudah harus diganti), recombination sulfur dari naphtha hydrotreater (dan
terbentuknya sedikit olefin) akibat temperature hydrotreater yang tinggi dan
tekanan hydrotreater yang rendah, hydrotreater stripper upset, memproses feed
yang memiliki end point tinggi.
Nitrogen
Konsentrasi
nitrogen maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm.
Kandungan nitrogen dalam umpan naphtha akan menyebabkan terbentuknya deposit
ammonium chloride pada permukaan katalis.
Beberapa
sumber yang membuat kandungan nitrogen dalam umpan naphtha tinggi adalah :
proses hydrotreating yang tidak baik (temperature reactor kurang tinggi atau
katalis sudah harus diganti), penggunaan filming atau neutralizing amine
sebagai corrosion inhibitor di seluruh area yang tidak tepat guna.
Water
Kandungan
air dalam recycle gas sebesar 30 mol-ppm sudah menunjukkan excessive water,
dissolved oxygen, atau combined oxygen di unit catalytic reforming. Tingkat
moisture di atas level ini dapat menyebabkan reaksi hydrocracking yang
excessive dan juga dapat menyebabkan coke laydown. Lebih lanjut lagi, kondisi
ini akan menyebabkan chloride ter-strip dari katalis, sehingga mengganggu
kesetimbangan H2O/Cl dan menyebabkan reaksi menjadi terganggu.
Beberapa
sumber yang membuat kandungan air dalam system tinggi adalah : proses
hydrotreating yang tidak sesuai, kebocoran heat exchanger yang menggunakan
pemanas pendingin steam/water di upstream unit, system injeksi water catalytic
reforming, kebocoran naphtha hydrotreater stripper feed effluent heat
exchanger, proses drying yang tidak cukup di drying zone di dalam regeneration
tower, dan kebocoran steam jacket di regeneration section.
Metal
Karena efek
reaksi irreversible, maka kontaminasi metal ke dalam katalis catalytic
reforming sama sekali tidak dibolehkan, sehingga umpan catalytic reformer tidak
boleh mengandung metal sedikit pun.
Beberapa
sumber kandungan metal dalam umpan naphtha adalah : arsenic (ppb) dalam virgin
naphtha, lead mungkin timbul akibiat memproses ulang off-spec leaded gasoline
atau kontaminasi umpan dari tangki yang sebelumnya digunakan untuk leaded
gasoline, produk korosi, senyawa water treating yang mengandung zinc, copper,
phosphorous, kandungan silicon dalam cracked naphtha yang berasal dari silicon
based antifoam agent yang diijeksikan ke dalam coke chamber untuk mencegah foaming,
dan injeksi corrosion inhibitor yang berlebihan ke stripper naphtha
hydrotreater.
• Katalis
Pada Proses Hydrocracking (Pt)
Keracunan
Logam
Pada proses
penghilangan logam dari umpan, senyawa logam organik terdekomposisi dan
menempel pada permukaan katalis. Jenis logam yang biasanya menjadi racun
katalis hydrocracker adalah nikel, vanadium, ferro, natrium, kalsium,
magnesium, silica, arsenic, timbal, dan phospor. Keracunan katalis oleh logam
bersifat permanent dan tidak dapat hilang dengan cara regenerasi. Keracunan
logam dapat dicegah dengan membatasi kandungan logam dalam umpan. Best practice
batasan maksimum kandungan logam yang terkandung dalam umpan hydrocracker
adalah 1,5 ppmwt untuk nikel dan vanadium, 2 ppmwt untuk ferro dan logam lain,
serta 0,5 ppmwt untuk natrium.
Kandungan
air dalam katalis
Air dapat
masuk ke dalam katalis jika pemisahan air dari feed hydrocracker di dalam
tangki penyimpanan tidak sempurna ataupun terjadi kerusakan steam coil pemanas
tangki penyimpanan. Air dapat dicegah masuk ke dalam reactor dengan memasang
filter 25 micron.
• Katalis
Pada Proses Reforming
Proses
reforming nafta dengan katalis bifungsional dapat menghasilkan komponen bensin
bermutu tinggi dan hidrokarbon aromatik rendah (benzena, toulena, dan silena).
Umpan nafta mengandung kotoran-kotoran molekul non-hidrokarbon senyawa organic
berupa sulfur, nitrogen, oksigen dan juga organik logam, sehingga umpan nafta
tersebut perlu dimurnikan lebih dulu pada proses hidromurnian. Katalis reformer
bifungsional mempunyai inti aktif logam (mono dan bi-metal) dan inti aktif asam
(Al2O3Cl). Kotoran non-hidrokarbon umpan nafta dapat menurunkan aktivitas
katalis reformer bi-fungsional.
• Katalis
pada Sintesis α-tokoferol (AlC13, BF3, dan ZnCl2)
α-tokoferol
dikenal sebagai satu vitamin E yang mempunyai aktivitas antioksidan. Senyawa α
tokoferol terbentuk dari reaksi kondensasi hidrokuinon dengan aklik alkohol
merupakan proses yang penting dalam sintesis struktur cincin kroman, dengan
menggunakan AlC13, BF3, dan ZnCl2 sebagai katalis asam Lewis.
Kelemahan
katalis tersebut, mengalami deaktivasi karena terikatnya molekut air selama
reaksi berlangsung. Akibainya katalis tersebut, tidak dapat dipakai ulang
walaupun sebenamya masih ada. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan katalis
yang efisien. Al bentonit dikenal sebagai katalis asam Lewis dan efisiensi
dalam reaksi organik. Katalis ini mempunyai luas permukaan dan sisi aktifnya
pada lapisan oktahedral dan tetrahedral sehingga dapat digunakan sebagai
katalis asam dan reaksi penukar ion.
• Katalis
Pada Proses Pembuatan Biodiesel (Katalis Lipase)
Biodiesel
rute non-alkohol dari minyak goreng bekas dapat menyiasati semakin menipisnya
ketersediaan bahah bakar berbasis minyak bumi. Saat ini, produksi biodiesel
pada skala industri dilakukan melalui reaksi transes-terifikasi trigliserida
minyak nabati dengan metanol menggunakan katalis alkali. Namun, penggunaan
katalis alkali itu memiliki kelemahan, yakni pemurnian produk dari katalis yang
bercampur homogen relatif sulit dilakukan. Selain itu, katalis bisa ikut
bereaksi sehingga memicu reaksi penyabunan. Reaksi sampingan yang tidak
diinginkan itu pada akhirnya membebani proses pemurnian produk dan menurunkan
yield biodiesel sehingga berdampak pada tingginya biaya produksi.
Untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan katalis yang tidak bercampur
homogen dan mampu mengarahkan reaksi secara spesifik guna menghasilkan produk
yang diinginkan tanpa reaksi samping. Belakangan ini, riset sintesis biodiesel
menggunakan enzim li-pase semakin banyak dilakukan. Enzim lipase yang bisa
menjadi biokatalis dalam sintesis biodiesel tersebut mampu memperbaiki
kelemahan katalis alkali, yakni tidak bercampur homogen sehingga pemisahannya
lebih mudah. Selain itu, enzim tersebut juga mampu mengarahkan reaksi secara
spesifik tanpa adanya reaksi samping yang tidak diinginkan.Meski mengandung
kelebihan, penggunaan lipase sebagai biokatalis menyisakan satu persoalan.
Lingkungan beralkohol seperti metanol menyebabkan lipase terdeakti-vasi secara
cepat dan stabilitas enzim tersebut dalam menga-talisis reaksi menjadi buruk.
REFERENSI
Anonim.
2008. Biodesel Berbahan Dasar Minyak Jelantah. http://bataviase.co.id/node/109856. diakses 1 Juni 2011.
Anonim.
2011. Deaktivasi Katalis oleh Kotoran Umpan Nafta Proses Reformasi. http://www.dbriptek.lipi.go.id/cgi/penjaga.cgi?tampildetil&publikasi&1119945831&575&&1119945831&.diakses 1 Juni 2011.
Liherlinah.
2008. Pengertian Dasar Katalis. http://liherlinah.blogspot.com/2008/11/pengertian-dasar-katalis.html. diakses 1 Juni 2011.
Rohman, Ali.
2005. Efisiensi pembuatan vitamin E Menggunakan Bentonit Sebagai Katalis Padat.
http://210.57.222.58/print.php?id=jiptunair-gdl-res-2005-rohmanali-1632&PHPSESSID=fb688e772e96670b5ed82380bb2f43e8. diakses 1 Juni 2011.
Priandani,
Manik. 2011. Giffare necking di tube katalis. http://manik-gatot.blogspot.com/2011/01/girrafe-necking-di-tube-katalis.html. diakses 1 Juni 2011.
No comments:
Post a Comment