Saat penulis membaca berita di EnergiToday yang berjudul "Pekerja Migas di Luar Negeri Akan Ditarik",
penulis merasa sedikit pesimistis pekerja migas yang bekerja di luar
negeri atau perusahaan luar negeri akan kembali ke Indonesia.
Karena, sudah rahasia umum bahwa perusahaan migas di luar negeri menawarkan lebih banyak gaji ketimbang perusahaan migas di Indonesia.
Karena, sudah rahasia umum bahwa perusahaan migas di luar negeri menawarkan lebih banyak gaji ketimbang perusahaan migas di Indonesia.
Seperti manusia pada umumnya, gaji yang tinggi merupakan godaan yang cukup kuat untuk menarik seseorang pada sebuah instansi.
Contohnya saja pada industri sepak bola. Banyak pemain yang lebih mengutamakan gaji besar ketimbang hal lain.
Soal besar tidaknya gaji, menurut penulis itu relatif bagi setiap orang. Ada yang menganggap bahwa gaji 8 juta itu kecil, ada juga yang menganggap itu besar.
Sifat manusia sendiri tidak pernah puas. Sudah mendapatkan yang tinggi, ingin mendapatkan yang lebih tinggi lagi. Itu hal manusiawi.
Penulis pun tidak menampik jika diterima di perusahaan migas luar negeri, penulis pasti lebih memilih bekerja disana ketimbang di negara sendiri.
Nah mungkin ada yang mengkaitkan soal nasionalisme. Namun penulis tidak ingin membahas hal ini karena hal tersebut merupakan hal yang tidak ada habisnya untuk didebatkan dan justru akan menuai pro dan kontra.
Penulis ingin membahasnya dalam soal gaji saja. Tidak dapat ditampik bahwa perusahaan migas Indonesia menawarkan gaji yang lebih kecil ketimbang luar negeri.
Tapi kecil untuk ukuran perusahaan migas itu tetap saja besar. Setidaknya lebih besar daripada perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, kelistrikan, dll.
Kalau saja para pekerja bisa dipulangkan ke Indonesia, penulis yakin bahwa industri migas dalam negeri akan lebih maju dari sekarang.
Seperti kita tahu, teknologi yang digunakan oleh perusahaan asing lebih baik ketimbang lokal. Ilmu yang didapat oleh mereka, dapat diterapkan atau direkomendasikan pada perusahaan migas lokal agar lebih baik. Serta skill yang mereka miliki boleh dibilang cukup lebih.
Hmm...Anda sendiri lebih tertarik bekerja di perusahaan migas Indonesia atau luar negeri? Sertakan alasannya pula ya :)
Contohnya saja pada industri sepak bola. Banyak pemain yang lebih mengutamakan gaji besar ketimbang hal lain.
Soal besar tidaknya gaji, menurut penulis itu relatif bagi setiap orang. Ada yang menganggap bahwa gaji 8 juta itu kecil, ada juga yang menganggap itu besar.
Sifat manusia sendiri tidak pernah puas. Sudah mendapatkan yang tinggi, ingin mendapatkan yang lebih tinggi lagi. Itu hal manusiawi.
Penulis pun tidak menampik jika diterima di perusahaan migas luar negeri, penulis pasti lebih memilih bekerja disana ketimbang di negara sendiri.
Nah mungkin ada yang mengkaitkan soal nasionalisme. Namun penulis tidak ingin membahas hal ini karena hal tersebut merupakan hal yang tidak ada habisnya untuk didebatkan dan justru akan menuai pro dan kontra.
Penulis ingin membahasnya dalam soal gaji saja. Tidak dapat ditampik bahwa perusahaan migas Indonesia menawarkan gaji yang lebih kecil ketimbang luar negeri.
Tapi kecil untuk ukuran perusahaan migas itu tetap saja besar. Setidaknya lebih besar daripada perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, kelistrikan, dll.
Kalau saja para pekerja bisa dipulangkan ke Indonesia, penulis yakin bahwa industri migas dalam negeri akan lebih maju dari sekarang.
Seperti kita tahu, teknologi yang digunakan oleh perusahaan asing lebih baik ketimbang lokal. Ilmu yang didapat oleh mereka, dapat diterapkan atau direkomendasikan pada perusahaan migas lokal agar lebih baik. Serta skill yang mereka miliki boleh dibilang cukup lebih.
Hmm...Anda sendiri lebih tertarik bekerja di perusahaan migas Indonesia atau luar negeri? Sertakan alasannya pula ya :)
Sumber :
http://pulsk.com/pengetahuan-umum/all/terbaru/2761
No comments:
Post a Comment