Depo air minum isi ulang (Foto: Ilustrasi)
Kondisi ini diketahui setelah Dinas kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto mengambil sampel air dan dilakukan tes.
Baca juga: Enam balon walkot berebut 93 ribu suara dan Industri pabrik di Jakarta diminta kurangi penggunaan Air tanah
“Dari
50 depot air minum yang kita ambil sampel, hampir separonya tak
memenuhi syarat,” kata Kabid Pencegahan Penyakit dan Pembinaan
Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Abdul Choliq, Rabu
(17/07/2013).Dari jumlah 50 depo itu, yang memenuhi syarat sebanyak 27. Sementara sisanya 23 depo tidak memenuhi syarat. “Air ini rentan penyakit jika dikonsumsi masyarakat secara rutin,” ujarnya.
Menurut Choliq, ada empat indikator yang digunakan untuk menentukan depo air minum memenuhi syarat atau tidak. Empat syarat itu yakni, pemeriksaan sample air di laboratorium, lingkungan depo, peralatan depo dan karyawannya.
Pemeriksaan laboratorium khususnya ditujukan untuk mengetahui kadar ecoli dan total koliform dalam air. Hasilnya, banyak air dari depo yang mengandung e-Coli dan tercemar.
Dari ambang batas e-Coli nol persen, ditemukan depo dengan kandungan ecoli bervariasi. Mulai yang paling kecil 2,2 persen hingga yang paling tinggi 240.
“Air dengan kandungan ecoli tinggi jika terkonsumsi bisa menyebabkan diare,” bebernya.
Hasil uji koliform juga mencegangkan. Uji koliform digunakan untuk mengetahui kandungan bakteri koliform dalam air depo.
Koliform digunakan untuk mendeteksi tingkat pencemaran air. Bakteri koliform itu sendiri jika terkonsumsi sangat berbahaya. Sebab bisa menyebabkan kanker dan penyakit lainnya karena sifatnya yang beracun.
“Dari sample air yang kita ambil dari depo ada yang total koliformnya 2,2 bahkan ada yang 240,” jelasnya. Padahal toleransinya adalah nol persen.@rif
Sumber : LENSAINDONESIA.COM:
No comments:
Post a Comment