Friday, 5 July 2013

Gempa Bumi Merubah Air Menjadi Emas



alt
Seorang pekerja logam mengatur api selama peleburan emas untuk membuat emas batangan di Italia pada tahun 2012. (Andreas Solaro/AFP/Getty Images)

Ketika gempa bumi terjadi, air di jalur patahan menguap, meninggalkan deposit emas, demikian pernyataan sebuah studi yang diterbitkan Minggu (17/3) lalu.
Sebuah model yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience menunjukkan hubungan antara kuarsa dan emas yang memperlihatkan kandungan banyak emas di seluruh dunia, menurutLiveScience.com, mengutip ahli geofisika dari Universitas Queensland, Dion Weatherley.
"Mengingat bahwa gempa bumi kecil sangat sering terjadi di sistem patahan, proses ini dapat menjadi pendorong utama bagi pembentukan deposit emas ekonomi," kata Weatherley, menurut situs web.
Air sering melumasi bagian dalam patahan tersebut, dan "jog patahan," yang merupakan celah penghubung jalur patahan utama dalam batu, menurut Nature.com. Sekitar enam kilometer di bawah bumi, air membawa emas, serta silika dan karbon dioksida.
Ketika gempa terjadi, patahan terbuka lebih luas dan air di dalam menguap di bawah tekanan dan suhu ekstrim. Uap air kemudian memaksa silika, kuarsa, dan emas keluar dari cairan, kata Weatherley.
Proses ini disebut flash deposisi, katanya, menambahkan bahwa " kuarsa dalam jumlah besar dan salah satu mineral dan logam yang terkait akan jatuh keluar dari larutan," menurut Nature.
Namun, Weatherley mengatakan jumlah emas yang disimpan selama gempa bumi relatif kecil. Dia menambahkan bahwa selama puluhan ribu tahun, deposit emas yang bisa ditambang bisa terbentuk di beberapa tempat.
"Anda bisa memiliki ribuan hingga ratusan ribu gempa bumi kecil per tahun di sistem patahantunggal," katanya kepada Nature.
"Selama ratusan ribu tahun, anda memiliki potensi untuk mengendapkan emas dalam jumlah yang sangat besar. Bertambah sedikit demi sedikit," tambahnya.
Jamie Wilkinson, seorang ahli geokimia Imperial College London,Inggris, mengatakan kepadaLiveScience.com bahwa "bagi saya, tampaknya cukup masuk akal. Ini adalah sesuatu yang orang mungkin ingin contoh baik secara eksperimental maupun secara numerik yang sedikit lebih rinci untuk melihat apakah itu benar-benar akan bekerja." (Epoch Times/dia)

No comments:

Post a Comment